Tingkat Kemiskinan di Kota Banjarbaru

Kemiskinan masih menjadi permasalahan yang perlu ditangani setiap tahunnya, karena merupakan masalah yang komplek dan multidimensi. Kemiskinan tidak hanya berhubungan dengan pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja tetapi juga ditentukan oleh banyak faktor yang membuat masyarakat tidak berdaya, baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

Garis Kemiskinan merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Garis kemiskinan menunjukkan jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Selama rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir Garis Kemiskinan (GK) di Kota Banjarbaru selalu mengalami peningkatan dan berada jauh diatas Provinsi Kalimantan Selatan dan Indonesia. Garis Kemiskinan Kota Banjarbaru merupakan yang tertinggi diantara Kabupaten / Kota se- Kalimantan Selatan. Pada tahun 2021 Garis Kemiskinan di Kota Banjarbaru adalah sebesar Rp. 653.556,- terpaut cukup besar jika dibandingkan dengan Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan sebesar Rp. 497.262,- dan Garis Kemiskinan Indonesia yang hanya sebesar Rp. 486.168,-.

Pada tahun 2021, jumlah penduduk miskin di Kota Banjarbaru sebanyak 10.750 jiwa yang merupakan daerah dengan penduduk miskin terendah ke-3 di antara Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan setelah Kabupaten Tapin (5.900 jiwa) dan Kabupaten Balangan (7.060 jiwa).

Perbandingan jumlah penduduk miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2021 dapat dilihat sebagaimana tersaji pada grafik di bawah ini.

~ grafis dalam perubahan

Perkembangan presentase penduduk miskin di Kota Banjarbaru selama 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 selalu mengalami tren yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 persentase penduduk miskian sebesar 4,68% menurun menjadi 4,19% pada tahun 2019, meningkat 0,11 poin menjadi 4,30% pada tahun 2019. Pada tahun 2020 sempat turun signifikan sebesar 0,29 poin menjadi 4,01%, namun pada tahun 2021 kembali meningkat sebesar 0,39 poin menjadi 4,40%. Selama rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir, persentase penduduk miskin Kota Banjarbaru selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin Provinsi Kalimantan Selatan dan Nasional.

Indeks kedalaman kemiskinan atau sering disingkat P1, merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Banjarbaru selama periode 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2017 capaian P1 sebesar 0,66, kemudian mengalami penurunan sebesar 0,20 poin selama periode 4 (empat) tahun menjadi 0,46 pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin sudah mendekati Garis Kemiskinan.

Indeks Keparahan Kemiskinan atau disingkat P2, merupakan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Banjarbaru dalam rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir juga mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2017 Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Banjarbaru sebesar 0,14 mengalami sangat sedikit penurunan hanya sebesar 0,04 poin selama 4 (empat) tahun menjadi sebesar 0,10 pada tahun 2021.

Halaman dalam pembaruan. (Januari 2023)

Scroll to Top