Data Perumahan

Perumahan merupakan salah satu indikator utama dalam pembangunan berkelanjutan (SDGs). Kriteria hunian layak dalan SDGs mencakup ketahanan bangunan yang dilihat dari atap, dinding dan lantai rumah; kecukupan luas tempat tinggal; akses terhadap air minum layak, dan akses terhadap sanitasi layak. Semakin baik kualitas tempat tinggal akan menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang semakin baik pula.

Sebagian besar penduduk Kota Banjarbaru tinggal di bangunan berstatus milik sendiri (71,72%). Sedangkan rumah tangga yang menempati rumah berstatus sewa/kontrak sekitar 17,95% dan sekitar 9,58% menempati bangunan berstatus bebas sewa.

Pada tahun 2021, sebagian besar rumah tangga menempati rumah dengan luas lantai per kapita lebih dari 7,2 meter². Namun ada sekitar 7,2% rumah tangga yang menempati rumah dengan luas lantai per kapita dibawah 7,2 meter². Sementara itu, rumah yang dihuni penduduk Banjarbaru sebagian besar adalah marmer/granit/keramik sebesar 71,46². Tidak ada lagi yang berlantaikan bambu/tanah/lainnya. Jika dilihat dari jenis atap, sebagian besar rumah tangga (84,88%) menggunakan seng dan genteng (8,92%) sebagai atap. Bahan bangunan utama terluas untuk dinding adalah tembok sebesar 85,54%, sisanya merupakan dinding kayu, anyaman bambu atau lainnya.

Kualitas kondisi perumahan penduduk juga dapat dilihat dari ketersediaan listrik, penggunaan fasilitas tempat buang air besar dan pembuangan akhir tinja berupa tangki/SPAL. Pada tahun 2021 tercatat seluruh rumah tangga di Kota Banjarbaru sudah menikmati akses listrik dari PLN. Selain itu, persentase rumah tangga dengan status kepemilikan fasilitas buang air besar milik sendiri juga meningkat selama 3 tahun terakhir menjadi 97,58%. Demikian juga persentase rumah tangga dengan status kepemilikan tempat pembuangan akhir tinja berupa tangki/SPAL yang meningkat menjadi 92,22% di tahun 2021.

Jika dilihat dari jenis kloset yang digunakan, hampir seluruh penduduk Kota Banjarbaru menggunakan kloset jenis leher angsa yaitu sebesar 96,87%. Sementara 3,12% menggunakan plengsengan dan lainnya.

Selain kondisi fisik perumahan, penggunaan sumber air minum dan sanitasi yang layak juga mendukung kehidupan penduduk yang lebih berkualitas. Pada tahun 2021, sebesar 62,93% rumah tangga menggunakan air kemasan/isi ulang dan 28,36% rumah tangga menggunakan air sumur sebagai sumber air minum utama.

Sumber: BPS Kota Banjarbaru.

Scroll to Top